Manual Penggunaan Endropoda (Aplikasi Edukasi Perencanaan Radioterapi Eksternal)
ABOUT US
ENDROPODA (Educational Android Apps for Cancer Radiotherapy Planning) merupakan aplikasi edugame android yang dibuat sebagai salah satu sarana edukasi perencanaan radioterapi eksternal, khususnya bagi mahasiswa fisika medis dan kedokteran. Aplikasi ini dibuat oleh mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya yang bekerja sama dengan Fisikawan Medis di Instalasi Radiologi Malang sebagai bentuk realisasi program kreativitas mahasiswa di bidang karsa cipta (PKM-KC) yang didukung oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Indonesia.
ENDROPODA berisi paket pembelajaran radioterapi yang
meliputi perencanaan radioterapi berdasarkan hasil visualisasi 2D kurva
isodosis, perhitungan dosis serap radiasi secara real time, modul pembelajaran untuk penentuan jenis organ
bedasarkan karakteristik serapan radiasi (bilangan CT/ CT Number/ Hounsfield Unit), perkiraan persentase kerusakan
organ, dan efek radiasi bagi organ yang
terpapar radiasi. Selain itu, ENDROPODA juga dapat memvisualisasikan tampilan
3D hasil citra CT-Scan pasien untuk
memudahkan pengguna aplikasi ENDROPODA dalam memahami anatomi tubuh pasien.
Contact person :
Lovina Wijayanti (lovinaliu@gmail.com)
Ubaidillah (komputasiub@gmail.com)
Aplikasi Endropoda dapat didownload di
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.priantos.endropoda10
Video tentang cara penggunaan aplikasi Endropoda
https://www.youtube.com/watch?
Contoh data CT-Scan untuk aplikasi Endropoda
https://www.dropbox.com/l/
DISCLAIMER
· Dosis dan arah penyinaran radiasi yang
ditampilkan oleh aplikasi ENDROPODA didesain untuk keperluan edukasi
(pembelajaran), sehingga tidak dapat digunakan untuk keperluan diagnosa dan
pengambilan keputusan medis tertentu.
· Seluruh informasi dan data pasien yang digunakan
dalam aplikasi ENDROPODA ini merupakan data yang di generate oleh developer ENDROPODA untuk keperluan pembelajaran
radioterapi
·
ENDROPODA telah melalui prosedur kelaikan etik
sebagai aplikasi untuk penunjang pembelajaran radioterapi
DESKRIPSI PANJANG
ENDROPODA berisi paket pembelajaran radioterapi
eksternal yang meliputi perencanaan radioterapi berdasarkan hasil visualisasi
2D kurva isodosis, perhitungan dosis serap radiasi secara real time, modul pembelajaran untuk penentuan jenis organ
bedasarkan karakteristik serapan radiasi (bilangan CT/ CT Number/ Hounsfield Unit), perkiraan persentase kerusakan
organ, dan efek radiasi bagi organ yang
terpapar radiasi. Selain itu, ENDROPODA juga dapat memvisualisasikan tampilan
3D hasil citra CT-Scan pasien untuk
memudahkan pengguna aplikasi ENDROPODA dalam memahami anatomi tubuh pasien.
Fitur yang tersedia dalam aplikasi ENDROPODA antara lain
adalah :
ü
HU mode :
Tampilan kontras citra CT-Scan sesuai
dengan pengaturan nilai window width (W)
dan window level (L)
ü
Planning :
Penentuan area penyinaran radiasi dan area kanker pada sebuah irisan citra
CT-Scan oleh pengguna
ü
Apply Beam :
Simulasi pengaplikasian berkas radiasi pada area kanker yang telah ditentukan
oleh penggguna dengan tujuan untuk mengamati perbedaan bentuk kurva isodose
pada suatu lokasi kanker yang spesifik
ü
Inspect Organ :Klasifikasi
organ berdasarkan karakteristik serapan radiasi (nilai bilangan CT) oleh jenis
sel penyusun organ
ü
E-Link :
Link untuk modul pembelajaran radioterapi eksternal yang dilengkapi dengan
nilai PDD sumber radiasi Cobalt-60 untuk luas lapang penyinaran (10
10) cm
Versi ENDROPODA yang selanjutnya
akan disesuaikan lebih lanjut berdasarkan umpan balik dari pengguna.
MODUL PENGGUNAAN ENDROPODA
A. ENDROPODA
ENDROPODA merupakan aplikasi
edukasi perencanaan radioterapi eksternal berbasis OS Android 4.0 atau versi
selanjutnya. Perencanaan radioterapi (Treatment
planning system, TPS) dengan menggunakan citra CT-Scan pasien merupakan sebuah prosedur wajib yang dilakukan
dokter ahli radiologi dan fisikawan medis sebelum tindakan irradiasi dilakukan
dengan tujuan untuk mengoptimalkan dosis radiasi pada area kanker.
Data CT-Scan yang digunakan dalam aplikasi ENDROPODA ini diperoleh dari http://www.osirix-viewer.com/datasets/ yang telah diolah oleh developer
ENDROPODA agar dapat digunakan sebagai inputan untuk aplikasi ENDROPODA.
Data CT-Scan tersebut kemudian dapat
digunakan untuk pembelajaran radioterapi yang meliputi pengamatan kurva
isodosis, pengklasifikasian organ, dan penentuan arah penyinaran radiasi yang
paling efektif dengan mempertimbangkan batas ambang organ. Selain itu, aplikasi
ENDROPODA ini juga dilengkapi dengan modul pengenalan awal radioterapi
eksternal, khususnya radioterapi dengan sumber Cobalt-60. Modul pembelajaran
radioterapi yang disediakan dalam aplikasi ENDROPODA ini meliputi pengertian
radioterapi, batas toleransi radiasi
bagi organ-organ vital, dan pengklasifikasian jenis jaringan berdasarkan
nilai bilangan CT (CT-Number/Hounsfield
Unit) untuk kasus kanker serviks dan astrositoma.
B. TUTORIAL PENGGUNAAN ENDROPODA
Pada menu open HU
(Gambar.1), pengguna diarahkan untuk memilih folder yang memuat file CT-Scan yang dapat didownload dari
link https://www.dropbox.com/l/ gocY1J5peRkVlxQOZGK0jq. Selanjutnya, ENDROPODA akan merekonstruksi citra CT-Scan agar dapat ditampilkan pada device android pengguna aplikasi ENDROPODA (Gambar 2).
Gambar
2
Rekonstruksi citra CT-Scan.
(a) Pemilihan file CT-Scan
yang telah tersimpan di folder pengguna. (b) Proses rekonstruksi
citra CT-Scan. (c) Hasil rekosntruksi citra CT-Scan
|
Prosedur 1. Rekonstruksi citra CT-Scan :
- Pilih menu Open HU. Selanjutnya pilih folder yang berisi file CT-Scan yang telah didownload dari link yang disediakan aplikasi ENDROPODA
- Pilih file CT-Scan berkestensi .hu
- Tunggu proses rekonstruksi (inspecting) hingga 100%
1 Menu HU
Mode
Menu HU mode
merupakan menu untuk mengatur tampilan kontras citra CT-Scan berdasarkan prinsip windowing
dan nilai bilangan CT. Citra hasil CT-Scan
merupakan hasil rekonstruksi nilai atenuasi intensitas sinar-X yang
berhasil melewati tubuh pasien. Selama melewati medium, sinar-X mengalami
pelemahan bergantung pada jenis medium yang dilewatinya (Guy dan
Ffytche, 2005). Rekonstruksi citra CT-Scan berdasarkan nilai pelemahan
sinar-X disimpan dalam bentuk bilangan CT
dengan satuan Hounsfield unit (HU) (Handee dan Ritenour, 2002).
1.1 Bilangan CT/CT-Number/ Hounsfield Unit
Bilangan CT
didefinisikan sebagai properti pelemahan (atenuasi) dari material pengabsorbsi
yang memiliki nilai bervariasi bergantung pada jenis material dan kualitas
berkas radiasi yang digunakan (Nobah dkk., 2011). Pendefinisian nilai bilangan
CT dilakukan dengan menggunakan
koefisien serap medium dan faktor normalitas berupa koefisien serap air seperti
ditunjukkan oleh Persamaan 1. Koefisien serap air digunakan sebagai faktor
standar dalam penentuan nilai bilangan CT
karena sebagian besar komponen biologis tersusun dari unsur serupa dengan atom
penyusun molekul air (Kutz, 2009).
Definisi standar nilai bilangan CT pada Persamaan 1 menetapkan nilai
bilangan CT untuk air adalah 0 HU dan
nilai bilangan CT udara adalah -1000
HU (Saw dkk., 2005). Sedangkan nilai HU untuk
bahan selain air dan udara bergantung pada tegangan tabung sinar-X (kVp) dan
jenis bahan (nomor atom) yang dilalui
sinar-X tersebut (Cropp dkk., 2013).
Jaringan
|
Nilai
Bilangan CT (HU)
|
Udara
|
-1000
|
Paru-paru
|
-200 s.d. -500
|
Lemak
|
-50 s.d. -200
|
Air
|
0
|
Otot
|
+25 s.d. +40
|
Tulang
|
+200 s.d +1000
|
Citra hasil CT-Scan
yang direkonstruksi berdasarkan nilai bilangan CT di setiap pixel dalam
citra irisan axial tubuh pasien
bergantung kepada energi sinar-X dan jenis jaringan yang dilewati oleh sinar-X.
Nilai bilangan CT berhubungan secara
langsung dengan energi efektif CT-Scan (ECT)
sesuai dengan Persamaan 2 sebagai berikut ini(Brown dkk., 2008).
Citra CT-Scan yang
direkonstruksi berdasarkan nilai bilangan CT
ditampilkan sebagai gambar dengan gradasi warna keabu-abuan (gray scale). Citra CT-Scan akan tampak semakin terang seiring dengan besarnya nilai
bilangan CT dan tampak semakin gelap
seriring dengan semakin rendahnya nilai bilangan CT (Handee dan Ritenour, 2002). Karakteristik tampilan CT-Scan dalam skala gray scale bermanfaat untuk menentukan jenis dan kontras kenampakan
jaringan tertentu dengan cara mengatur tampilan citra CT-Scan menggunakan parameter nilai bilangan CT tertentu (Barrett dkk., 2009).
1.2 Windowing
Setiap pixel dalam citra CT-Scan mengandung nilai bilangan CT (CT-number) dalam
satuan Hounsfield unit (HU) yang
mewakili volume jaringan dalam dua dimensi (Brown dkk., 2008). Pengaturan tampilan organ
tertentu dapat diatur menggunakan metode windowing
atau gray level mapping (Rumhadi dkk., 2012). Pengaturan window width (WW) dan window level (WL) dalam hasil CT-Scan dilakukan
untuk mengakomodasi pengkonversian nilai HU ke dalam tampilan gray scale sehubungan dengan
keterbatasan kemampuan visual manusia dalam membedakan warna (Guy dan
Ffytche, 2005). Window width merupakan pengaturan kontras resolusi dan spasial
citra yang ditampilkan dalam bentuk gray
scale, sedangkan window level merupakan nilai tengah dari window
width yang diatur sedemikian rupa
agar dapat menampilkan organ tertentu secara jelas dan dapat terbedakan dari
organ lainnya (Rahmadani, 2000).
Prosedur 2. Perlakuan windowing
pada aplikasi ENDROPODA :
- Buka file CT-Scan sesuai prosedur 1( rekonstruksi citra CT-Scan)
- Pilih menu HU Mode
- Atur nilai window width (W) dan window level (L) dengan cara dragging (menahan) pada area citra CT-Scan hingga lampu indikator berwarna hijau dan kemudian dilakukan gerakan menggeser ke arah horizontal untuk mengubah nilai window width (W) atau ke arah vertikal untuk mengubah nilai window level (L).
Hasil windowing
citra CT-Scan bagian thorax ditunjukkan yang secara berurutan
ditunjukkan oleh Gambar 4.a, Gambar 4.b, dan Gambar 4.c merupakan hasil
pengaplikasian nilai window dan level yang bersesuaian dengan rentang
nilai BCT= -60 HU s.d.
+140 HU, BCT= -164 HU s.d.
+244 HU, dan BCT= -501 HU
s.d. -199 HU.
Gambar 4
Hasil windowing citra CT-Scan thorax. (a) Window
level (L)= 40, Window width (W)=200.
(a) Window level (L)= 40, Window width (W)=407. (c) Window level (L)= -350, Window width (W)=302.
|
Hubungan nilai windowing dengan nilai BCT min dan BCT max diperoleh melalui
persamaan 3 dan persamaan 4 sebagai berikut ini.
Perubahan nilai window pada saat nilai level konstan menghasilkan perubahan kontras citra CT-Scan yang berguna untuk membedakan suatu jenis organ. Nilai window Gambar 4.a yang relatif lebih kecil menghasilkan kenampakan struktur jantung secara lebih jelas dibandingkan gambar jantung pada citra CT-Scan Gambar 4.b. Sedangkan pengaturan nilai level bermanfaat untuk mengkarakterisasi suatu jenis organ. Pada L= - 350 dan W= 302 diperoleh kenampakan paru-paru secara jelas. Dengan demikian, penentuan dan pengobeservasian suatu jenis organ dapat dipermudah dengan cara menentukan rentang nilai bilangan CT (BCT) melalui prosedur windowing.
2 Menu Planning dan
Apply Beam
Menu planning
merupakan pembelajaran penentuan arah penyinaran radiasi secara 2D pada sebuah irisan melintang citra tubuh
pasien berdasarkan parameter besaran dosis yang diterima kanker dan organ
normal di sekitarnya. Hasil penyinaran akan ditampilkan dalam bentuk spektrum
warna kurva isodosis. Kurva isodosis merupakan kurva yang menghubungkan
area-area yang menerima dosis dalam suatu rentang nilai tertentu sebagai area
dengan warna yang sama. Suatu perencanaan radioterapi bertujuan untuk
memperoleh dosis maksimal pada area kanker dan meminimalkan dosis bagi organ
normal di sekitarnya dengan pertimbangan dosis toleransi yang masih boleh
diterima oleh suatu organ tertentu.
Gambar 5
Prosedur setting area
terapi radiasi. (a) Citra CT-Scan.
(b) Eliminasi background. (c) Set
area PTV kanker yang akan diterapi
|
Prosedur 3. Perencanaan (planning) radioterapi :
- Setting area tubuh pasien (eliminasi background) dengan cara memilih menu Planning à Set Area.
- Drag citra CT-Scan sehingga lampu indikator menujukkan warna hijau
- Pilih area ROI (Region of Intersest), yaitu bagian tubuh pasien yang akan disinari (Gambar 5.b)
- Setting area kanker dengan menu Planning à Set Cancer
- Lokasi kanker dibuat secara manual oleh pengguna aplikasi ENDROPODA dengan cara dragging dan membentuk pola kanker pada area tubuh pasien (Gambar 5.c)
- Berkas radiasi dapat diaplikasikan pada area kanker dengan menggunakan menu Apply Beam à Calculate Beam
- Secara default, berkas radiasi yang diaplikasikan berjumlah dua buah berkas. Hasil pengaplikasian berkas tersebut dapat diamati dalam bentuk sebaran spektrum warna isodosis yang mewakili besaran dosis yang diterima suatu organ (Gambar 6)
- Lebar berkas radiasi disesuaikan dengan ukuran kanker yang telah di setting sebelumnya dengan cara memilih menu Settings à Setting Beam à Beam Width
- Nilai bilangan CT setiap pixel citra CT-Scan dapat diobservasi menggunakan menu Apply beam à Inspect HU
Gambar 6
Hasil pengaplikasian berkas radiasi. (a) satu berkas radiasi dan (b)
dua berkas radiasi
|
Arah penyinaran radiasi yang
sesuai untuk diaplikasikan pada pasien merupakan arah penyinaran yang
menghasilkan dosis paling maksimal pada area kanker (spektrum warna ungu hingga
biru). Selain itu, arah penyinaran dipilih agar meminimalkan dosis radiasi bagi
organ sehat di sekitar kanker.
Gambar
7
Hasil inspect nilai Hounsfield
Unit (BCT) pada area paru-paru dengan koordinat pixel : HU[x,y]=HU[340,231]= - 645 HU
|
3 Menu Inspect
Organ
Menu inspect organ
merupakan menu ENDROPODA yang berfungsi untuk mengklasifikasikan organ
berdasarkan parameter nilai bilangan CT.
Gambar 8
Hasil inspect organ pada citra CT-Scan. (a) Pengklasifikasian jenis organ divisualisasikan
dengan warna tertentu dan (b)
Pengamatan lintasan berkas radiasi pada organ tubuh pasien
|
Comments
Post a Comment